gelas dengan air putih didalamnya yang menampakkan ketransparannya.(awas yang haus langsung jlegukan,heheheh).mengapa ida mengambil judul itu,yang pasti bukan karena pengen usaha bikin gelas(tapi boleh juga.lhoh)kembali ketopik,ida pengen sedikit mengulas ada apa dibalik "berhenti menjadi gelas".
kehidupan dihuni oleh ujian dari Sang pemilik kehidupan,ujian yang tak pernah terputuskan oleh keluhan yang selalu mendendang dihati manusia.ujian itu bukanlah hanya duka,lara,sengsara.namun bahagia itupun merupakan ujian.
ibaratkanlah ujian itu sebagai segenggam garam,Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam.Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.
Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah." karena ujian itu diberikan sesuai kemempuan hambanya.
garam yang kita kenal akan perihnya,dan rasa asin yang mematikan rasa.kitapun harus siap akan ujian yang sudah ditangguhkan kepada kita.
lalu apa hubungannya dengan gelas itu???
ok cekidot:
saat ujian yang dihadapkan kepada kita,apa sich biasanya yang dilakuakan kalau tidak hanya keluhan dan keluhan.nah ,ujian yang diibaratkan segenggam garam itu coba kta masukan dalam gelas yang berisikan air itu,apa yang kita rasakan??asin sekali rasanya sampai terasa keulu hati.
kemudian segenggam garam yang kita tabur di danau,dan rasakan air danau itu apakah kau rasakan rasa asin dari garam itu??tentu tidak!
nah kesimpulan dari artikel ini yaitu dikala ujian yang datang menerpa kehidupan ini.alangkah indahnya jika kita jadikan hati ini seluas danau,tidak hanya gelas.sehingga ketika segenggam garam itu ditaburkan akan lenyap seketika.
...jangan pernah berhenti untuk terus melakukan kebaikan dan selalu berbuat baik, karena kemegahan istanamu di surga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas kebaikan yang kamu lakukan .
sekian artikel yang bisa ida tulis.semoga bermanfaat ^_^
kehidupan dihuni oleh ujian dari Sang pemilik kehidupan,ujian yang tak pernah terputuskan oleh keluhan yang selalu mendendang dihati manusia.ujian itu bukanlah hanya duka,lara,sengsara.namun bahagia itupun merupakan ujian.
ibaratkanlah ujian itu sebagai segenggam garam,Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam.Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.
Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah." karena ujian itu diberikan sesuai kemempuan hambanya.
garam yang kita kenal akan perihnya,dan rasa asin yang mematikan rasa.kitapun harus siap akan ujian yang sudah ditangguhkan kepada kita.
lalu apa hubungannya dengan gelas itu???
ok cekidot:
saat ujian yang dihadapkan kepada kita,apa sich biasanya yang dilakuakan kalau tidak hanya keluhan dan keluhan.nah ,ujian yang diibaratkan segenggam garam itu coba kta masukan dalam gelas yang berisikan air itu,apa yang kita rasakan??asin sekali rasanya sampai terasa keulu hati.
kemudian segenggam garam yang kita tabur di danau,dan rasakan air danau itu apakah kau rasakan rasa asin dari garam itu??tentu tidak!
nah kesimpulan dari artikel ini yaitu dikala ujian yang datang menerpa kehidupan ini.alangkah indahnya jika kita jadikan hati ini seluas danau,tidak hanya gelas.sehingga ketika segenggam garam itu ditaburkan akan lenyap seketika.
...jangan pernah berhenti untuk terus melakukan kebaikan dan selalu berbuat baik, karena kemegahan istanamu di surga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas kebaikan yang kamu lakukan .
sekian artikel yang bisa ida tulis.semoga bermanfaat ^_^
0 komentar:
Posting Komentar